PESAN DAMAI AL-GHAZALI; SEBUAH KONSEP KAFIR DAN MUKMIN DALAM PERSPEKTIF TASAWUF AKHLAQI

Authors

  • Umar Faruq Tohir Sekolah Tinggi Agama Islam Zainal Hasan Genggong Probolinggo

Keywords:

al-Ghazali, Kafir, Mukmin, Akhlaq

Abstract

Pengkafiran terhadap orang lain yang berbeda pemahaman kerap kali terjadi akhir-akhir ini. Seseorang biasanya tetap menuduh kâfir seorang mu'min meski dia masih melaksanakan sholat, puasa dan zakat. Mengkafirkan orang seharusnya sesuai dengan syarî'ah. Syarî'ah hanya membolehkan pengkafiran terhadap orang yang telah benar- benar keluar dari Islam, tidak mengakui Allah sebagai Tuhan, menolak Muhammad sebagai utusan-Nya, dan tentunya, menolak ajaran-ajarannya. Tulisan ini membahas tentang konsep kafir dan mukmin dalam perspektif tasawuf al-Ghazali. Paparan dalam tulisan ini merupakan hasil penelitian pustaka yang bersifat deskriptif. Dari hasil penelitian disimpulkan mengenai pemikiran al-Ghazali mengenai konsep kafir dan mukmin. Menurut al-Ghazali, orang yang menuduh kâfir seseorang tanpa bukti bahwa seseorang tersebut telah menolak ajaran Nabi Muhammad, sejatinya, adalah kâfir. Model pengkafiran ini juga terjadi pada masa al-Ghazali, di mana banyak ulama mengkafirkan lawan ideologinya hanya karena perbedaan pendapat. Dalam komunitas majemuk, melalui konsep tashawwuf akhlâkî, al-Ghazali menyarankan mu'min untuk menghargai semua orang kâfir, namun demikian, al-Ghzali juga melarang mu'min untuk  menjadi kâfir, karena menurutnya, kufr dapat menghambat proses tazkiyah al-nafs. Berangkat dari perbincangan-perbincangan ini, al-Ghazali telah merumuskan lima kriteria kualitas seseorang, mu'min atau kâfir, yaitu al-wujûd al-dzâtî, al-wujûd al-hissî, al-wujûd al-khayâlî, al- wujûd al-'aqlî, dan al-wujûd al-syibhî.
 

Accusing someone with a different understanding as a kâfir happens frequently nowdays. The people use to accuse mu'min as a kâfir event he still does praying, fasting, and zkat (charity). Stereotyping people as a kâfir should be in line with the syarî'ah. Syarî'ah merely allows stereotyping people as a kâfir who really out of Islam, rejects Allah as his God, refuses Muhammad as His prophet, and of course, ignores his (Muhammad) taught. Accusing someone as a kâfir  which merely based on contradictory view is not permitted by the syarî'ah. So, people who accuses someone infidel without proving of his ignoring to Muhammad's taught, in fact, is a kâfir, according to al-Ghazali's view. This kind of accusing people as a kâfir, also happened in the al- Ghazali's era, where so many Ulama accuse their ideological opponents as a kâfir just because of their difference in a certain understanding. Imam Hanbali ever accused Imam Asy'ari as a kâfir because Imam Asy'ari ignored Muhammad's taught in term of Allah's residence in arsy. Also, Imam Asy'ari ever accused Imam Hanbali as a kâfir because of his ignoring Muhammad's taught in term of no Allah's allies. In the plural community, al-Ghazali trough his tashawwuf akhlâkî concept, suggested mu'min to honor all kâfir, even al-Ghzali also prohibited mu'min to be kâfir, because in his opinion, kufr has blocked tazkiyah al-nafs process. Based on those discourses, al- Ghazali has formulated five criteria of people quality, whether mu'min or kâfir. Those five criteria are al-wujûd al-dzâtî, al-wujûd al-hissî, al-wujûd al-khayâlî, al-wujûd al-'aqlî, dan al-wujûd al- syibhî. So, a believer (mu'min) should not accuse people as a kâfir easily. People should respect another people who have different understanding and faith, over tolerance. Accusing people as a kâfir is permitted merely for real kâfir who really ignores Muhammad's taught.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdullah, M. Amin, Falsafah Kalam di Era Post Modernisme, Yogaykarta: Pustaka Pelajar, 1997.
Ahmad, Zainal Abidin, Riwayat Hidup al-Ghazali, Jakarta: Bulan Bintang, 1975. Alfan, Muhammad, Filsafat Etika Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2011.
Anwar, Saeful, Filsafat Ilmu al-Ghazali; Dimensi Ontologi dan Aksiologi, Bandung: Pustaka Setia, 2007.
Bagir, Haidar, "Etika "Barat", Etika Islam", dalam M. Amin Abdullah, Antara al-Ghazali dan Kant: Filsafat Etika Islam, Bandung: Mizan, 2002.
Bantani al-, Syaikh Muhammad Nawawi, Nashâih al-'Ibâd, Surabaya: al-Hidâyah, tt. Daudy, Ahmad, Segi-Segi Pemikiran Falsafi Dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1984. Dunia, Sulaiman, al-Haqiqah fi Nazhr al-Ghazali, Kairo: Dar al-Ma’arif, 1971.
Ghazali Al-, al-Munqîdh min al-Dhalâl, alih bahasa Achmad Khudori Soleh, Bandung: Pustaka Hidayah, 1998.
-----------, Ihyâ' Ulûm al-Dîn, alih bahasa H. Ismail Yakub, Semarang: C.V. Faizan, 1978.
-----------, Ihyâ‟ Ulûm al-dîn, Beirut: Dar Al Fikr, tt.
-----------, Majmû'ah Rasâil al-Imâm al-Ghazâlî, Beirut: Dâr al-Fikr, 1996.
-----------, Mengobati Penyakit Hati Membentuk Akhlak Mulia (Tahdzib al-Akhlak wa Mu‟alajah Amradh al-Qulub), alih bahasa Muhammad al-Baqir, Bandung : Karisma, 2003.
-----------, Metode Menaklukan Jiwa Perspektif Sufistik, alih bahasa Rahmani Astuti, Bandung: Mizan, 2002.
-----------, Persaudaraan Islam, alih bahasa M.S. Nasrullah, Bandung: Al-Bayan, 1994.
-----------, Tahafut al Falasifah (Kerancuan Para Filosof), alih bahasa Ahmad Maimun, Bandung: penerbit Marja, 2010.
Hanafi, Ahmad, Pengantar filsafat Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1998.
Hasan, Abdul Wahid, "Pengantar Penyunting", dalam Machasin, Islam Dinamis Islam Harmonis; Lokalitas, Pluralisme, Terorisme, Yogyakarta: LKiS, 2011.
Hawwa, Sa'id, Tazkiyatun Nafs; Intisari Ihya' Ulumuddin, alih bahasa Abdul Amin, dkk., Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2007.
Hujwiri Al-, Kasyf al-Mahjûb, Leiden: tp.,1911.
Imam Abdul Mukmin Sa'aduddin, Meneladani Akhlak Nabi; Membangun Kepribadian Muslim, alih bahasa Dadang Sobar Ali, Bandung: PT. Rosda Karya, 2006.
Jawwad, Musthafa, Abu Hamid al-Ghazali fi al-dzikra al-Miawiyyat al-Tasi‟at li Miladih, Kairo: al-Majlis al-A’la li ri’ayat al Funun wa al-Adab wa al-Ulum al- Ijtima’iyyah, 1962.
Kiswati, Tsuroya, Al-Juwainī Peletak Dasar Teologi Rasional Dalam Islam, (Jakarta; Erlangga, t.t.
Machasin, Islam Dinamis Islam Harmonis; Lokalitas, Pluralisme, Terorisme, Yogyakarta: LKiS, 2011.
Madjid Fakhry, Etika dalam Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996.
Madjid, Nur Cholis, “Al-Ghazali dan Ilmu Kalam,” dalam Simposium tentang al- Ghazalism, Jakarta: BKSPTIS, 1985.
Maksum, Ali, Tasawuf sebagai Pembebas Manusia Modern: Telaah Signifikansi Konsep "Tradisionalisme Islam" Sayyed Hosein Nasr, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.
Mazduki, Mahfudz, Spiritualitas dan Rsionalitas al-Ghazali, Yogyakarta: TH. Press, 2005. Moosa, Ebrahim, Islam Progresif: Refleksi Dilematis tentang HAM, Modernitas dan Hak-Hak Perempuan di Dalam Hukum Islam, Jakarta: ICIP, 2004.
Muhammad Abul Quasem dan Ahmad Kamil, Etika Al-Ghazali: Etika Majemuk di dalam Islam, Bandung: Mizan, 1988.
Muhayya, H. Abdul, "Peranan Tasawuf dalam Menanggulangi Krisis Spiritual," dalam Tasawuf dan Krisis, Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan IAIN Walisongo Press, 2001.
Nasution, M. Yasir, Manusia Menurut al-Ghazali, Jakarta: Rajawali Press, 1989. Qasim, Mahmud, Dirasah fi Falsafah al-Islamiyyah, Kairo: Dar al-Ma’arif, 1997.
Quasem, Muhammad Abul dan Ahmad Kamil, Etika Al-Ghazali; Etika Majemuk did alam Islam, Bandung: PT. Penerbit Pustaka, 1988.
Rajb, Mansur Ali, Ta'ammulât fîFalsafah al-Akhlâq, Mesir: Maktbah al-Anjilu al- Mishriyyah, 1961.
Rus'an, Mutiara Ihyâ' Ulûm al-Dîn, Semarang: Wicaksana, tt.
Sabiq, Sayyid, Fiqh al-Sunnah, alih bahasa Nor Hasanuddin, cet. Ke-2, Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2007.
Shubhi, Ahmad Mahmud, al-Falsafah al-Akhlâqiyyah fî al-Fikr al-Islâmî, Mesir: Dâr al- Ma'ârîf, 1969.
Sirajuddin, Filsafat Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007.
Smith, Jonathan Z. (ed.), The Happercollins Dictionary of Religion, New York: American Academy, 1995.
Smith, Margareth, Pemikiran dan Doktrin Mistis Imam al-Ghazali, Jakarta: Riora Cipta 2000. Subarkah, Dasar-Dasar Filsafat Islam, Pengantar Ke Gerbang Pemikiran, Bandung: Penerbit Nuansa, 2004.
Subki Al-, Thabaqat al-Syafi‟iyyat al-Kubra, Mesir: Isa al-Babi al-Harabi, tt. Syukur, Amin, Menggugat Tasawuf, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002.
Syukur, Amin dan Mayharuddin, Intelektualitas Tasawuf, (Studi Intelektualisme Tasawuf al-Ghazali), Semarang: Lembkota, 2002.
Taftazani al-, Abu al-Wafa' al-Ghanimi, Sufi dari Zaman ke Zaman: Sebuah Pengantar tentang Tasawuf, alih bahasa Ahmad Rofi' Usmani, Bandung: Pustaka, 1985.
Thabanah, Badawi, "Muqaddimah Ihya’ Ulum al-Din", dalam al-Ghazali, Ihya‟ Ulum al- Din, Jilid 1, Beirut: Dar al-Fikr, tt.

Downloads

Published

2013-10-22