DISKURSUS TENTANG HAK ASASI MINORITAS DZIMMI DI TENGAH MAYORITAS MUSLIM

Authors

  • Umar Faruq Tohir Sekolah Tinggi Agama Islam Zainal Hasan Genggong Probolinggo

Keywords:

Dar al islam, negara kebangsaan, pemikiran kontemporer, nation state, contemporary thought, equality

Abstract

Pada era perkembangan Islam di masa lalu, negara persemakmuran Islam dipandang layak untuk dipertahankan. Keadaan tersebut menyebabkan terbaginya Negara persemakmuran Islam ke dalam dua kategori yaitu dar al-Islan dan dar a;-Harb.Pembagian ini telah melahirkan sebuah konsep sekolah Islam yang eksklusif yang mengangap orang kafir yang hidup di wilayah non-Islam dapat diperangi. Mereka mengira bahwa setiap orang kafir berniat untuk merendahkan dan memerangi mereka, meskipun anggapan tersebut tidak selalu benar. Sekolah Islam yang eksklusif ini juga menganggap bahwa tampuk pemerintahan harus dipegang oleh Muslim dan tidak ada kesempatan bagi orang kafir untuk menjadi pemimpin di segala aspek pemerintahan Islam.Para orang kafir masih dan akan selalu menjadi masyarakat kelas dua.Bagaimanapun, pemikiran tradisional semacam ini masih hidup dan menjadi paradigma berpikir para sarjana fiqih dewasa ini.Jika kita menilik pada Piagam Madinah, kita dapat mengetahui bahwa Nabi Muhammad tidak pernah merendahkan orang kafir.Beliau membuat unadang- undang yang harus dipatuhi setiap masyarakat Madinah, Muslim ataupun orang kafir.Di era kontemporer ini, dimana sebuah Negara bersifat teritorial, subordinasi golongan kafir harus dihapuskan.Negara teritorial pada masa ini dibagi tanpa membedakan antara Muslim dan golongan kafir karena mereka memiliki posisi dan hak yang sama untuk mengembangkan daerahnya dan hidup berdampingan satu sama lain.Kata Kunci: Dar al-Islam dan dar al-Harb, Negara berbangsa tunggal, pemikiran kontemporer, sama.

The territorial of Islamic dominion was become worth to be struggled in the past era of Islamic development. This circumstance divided the territorial of Islamic dominion in to dâr al-Islâm and dâr al- Harb. This divide has conceptualized a new Islamic exclusive school who has assumed that the infidels who have been in the non Islamic territorial could be battled. They think that every infidels look Moslems away and wish to battle them, even contrary, in the actually. This Islamic exclusive school also think that the governance must be lead by Moslem and there is no chance for infidel to be a leader in all aspects of Islamic territorial government. The infidels always and still in the second class. Whatever, this classical thinking still alive in the mind (paradigm) of the present fiqh's scholars. If we remind to the Charter of Madinah, we can find that our prophet Muhammad never sub-ordinated the infidel. He made a charter where every Madinah's society had to obey the rules, there is no different between Moslem or infidel. In this contemporary time, where the system of territorial become a state, the sub-ordination to the infidel should be pushed away. The territorial today is stated by escaping the difference status between Moslem and infidel, because they have the same position and right to develop the state and live besides each other.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ali, Mohammad Daud, Hukum Islam; Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.
Anshori, Ahmad Yani, "Islam dan Negara Bangsa di Indonesia", dalam Antologi Hukum Islam, Yogyakarta: Prodi HI PPs UIN Sunan Kalijaga, 2010.
Arief, Abd. Salam, Pembaruan Pemikiran Hukum Islam Antara Fakta dan Realita; Kajian Pemikiran Syaikh Mahmud Syaltut, Yogyakarta: LESFI, 2003.
DEPAG, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Semarang: asy-Syifa’, 1999. Gabriel, Mark A., Islam and The Jews, Florida: Charisma House, 2003. Gibb, H. A. R., Mohammadanism, New York: Mentor Books, 1955.
Huwaydi, Fahmi, Muwâthinun lâ Dzimmiyûn, cet. Ke-3, Kairo: Dâr el-Shorouq, 1999. Ibn Katsir, al-Bidâyah wa al-Nihâyah, jilid III, Beirut: Maktabah al-Ma'ârif, tt.
Madjid, Nurcholis, dkk., Fiqih Lintas Agama: Membangun Masyarakat Inklusif-Pluralis, Jakarta: Paramadina, 2004.
Mayer, Ann Elizabeth, Islam and Human Rights: Tradition and Politics, Colorado: Westview Press, 1995.
Minhaji, Akh., “Hak-Hak Asasi Manusia dalan Hukum Islam: Ijtihad Baru tentang Posisi Minoritas Non-Muslim,” dalam Antologi Studi Islam: Teori dan Metodologi, Yogyakarta: Sunan Kalijaga Press, 2000.
Moosa, Ebrahim, Islam Progresif: Refleksi Dilematis tentang HAM, Modernitas dan Hak-Hak Perempuan di Dalam Hukum Islam, Jakarta: ICIP, 2004.
Mubarok, Saiful Islam, “Syari’at Islam dan Hak Asasi Manusia,” dalam Jurnal al-Manahij,
Purwokerto: Jur. Syari’ah STAIN Purwokerto, 2009.
Munawar, Said Agil Husin, Hukum Islam dan Pluralitas Sosial, Jakarta : Penamadani, 2004. Na’im, Abdullahi Ahmed, Toward an Islamic Reformation: Civil Liberties, Human Rights, and
International Law Syracuse: Syracuse University Press, 1990.
Nuswantoro, Genry, "Khalifah dan Sultan dalam Perspektif Islam", dalam Umar Faruq Thohir dan Anis Hidayatul Imtihanah (ed.), Dinamika Peradaban Islam Perspektif Historis, Yogyakarta: Pustaka Ilmu, 2012.
Partanto, Pius A. dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola, 1994.
Sabiq, Sayyid, Fiqh al-Sunnah, alih bahasa Nor Hasanuddin, cet. Ke-2, Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2007, I- IV.
Santoso, Topo, Membumikan Hukum Pidana Islam: Penegakan Syari’at Dalam Wacana dan Agenda, Jakarta: Gema Insani, 2003.
Smith, Jonathan Z. (ed.), The Happercollins Dictionary of Religion, New York: American Academy, 1995.
Tasrif, Muh., “Islam dan Pluralisme: Telaah Hadits tentang Keselamatan non-Muslim,” dalam Jurnal Kodifikasi, vol.2, Ponorogo: P3M STAIN Ponorogo.
Thohir, Umar Faruq, "Peradaban Islam pada Masa Dinasti Utsmani", dalam Umar Faruq Thohir dan Anis Hidayatul Imtihanah (ed.), Dinamika Peradaban Islam Perspektif Historis, Yogyakarta: Pustaka Ilmu, 2012.
"Reformasi Hukum Keluarga Islam Turki", dalam Any Nurul Aini (ed.), Hukum Perkawinan dan Warisan di Dunia Muslim Modern, Yogyakarta: Academia, 2012.
TIM Pembukuan Manhaji Tamatan MHM 2003, Paradigma Fiqh Masai: Kontekstualisasi Hasil Bahtsul Masaiil, Lirboyo: Sumenang, 2003.
Watt, W Montgomery, Mohammad at Medina, ttp.: tp., 1956.
Yunus, H. Mahmud, Kamus Yunus, Jakarta: Hidakarya Agung, 1989.

Downloads

Published

2011-10-16