PELEMBAGAAN NILAI PLURALISME AGAMA DAN POLITIK DALAM PIAGAM MADINAH DAN REFLEKSINYA DI INDONESIA

Authors

  • Ridwan Ridwan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Purwokerto

Keywords:

Piagam Madinah, Agama, Politik, Pluralisme, Medina Charter, religious, political, pluralism

Abstract

Madinah adalah sebuah masyarakat yang multi-etnis dan agamais dengan identitas politik, budaya dan agama yang tidak sama. Piagam Madinah adalah sebuah manifesto kesadaran baru masyarakat dalam mengurus hubungan diantara masyarakat yang agamais secara berdampingan dan bermartabat. Tulisan ini membuktikan bahwa Piagam Madinah adalah sebuah instrumen konstitusional bagi mereka yang mencari rumusan resolusi konflik dalam islam. Substansi Piagam Madinah menjelaskan proses pelembagaan pluralisme agama dan nilai-nilai politik dengan semangat hidup berdampingan dan damai. Piagam Madinah tidak hanya diposisikan sebagai sumber agama yang tekstual, tetapi juga sebagai sebuah fakta sejarah atas kemampuan Nabi dalam memimpin masyarakat Madinah dengan nila-nilai lokal, dimana beliau mengambil peranan yang strategis dalam melakukan negosiasi dan komplromi, terutama dalam penataan hubungan sosial ditengah pluralisme agama dan politik.
Medina is a multi-ethnic and religious community with political identity, cultural and religious disparate. The Medina Charter is a manifesto of a new awareness of the community in managing the relationship between religious communities for coexistence with dignity. This article proves that the Medina Charter is a constitutional instrument for those who seek a formulation of conflict resolution in Islam. The substance of the Medina Charter describes the process of institutionalization of religious pluralism and political values with the spirit of coexistence and peace. Medina Charter is not only positioned as a textual religious source, but also as a historical fact on the ability of the Prophet in managing Medina community with local values, in which he then took the strategic roles in conducting negotiations and compromises, especially in structuring social relations amid religious and political pluralism.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdilah, Masykuri, "Toleransi Beragama Dalam Masyarakat Demokrasi dan Multikultural dalam Konflik Komunal di Indonesia Saat Ini, (Jakarta: INIS-PBB UIN Jakarta, 2003).
Abdullah, Amin, "Etika dan Dialog Antar Agama Perspektif Islam", dalam Dialog: Kritik&Identitas Agama, (Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 1993).
Abdurrahman, Moeslim, Islam Yang Memihak, (Jogjakarta: LKiS, 2005).
Ahmed an-Naim, Abdullah, Toward an Islâm Reformation, Civic Liberties, Human Right and International Law, terj. A.Suaedi, Dekonstruksi Syari’ah , Wacana Kebebasan Sipil, Hak Asasi Manusia dan Hubungan International dalam Islâm, (Yogyakarta: LKiS, 1994).
AKS Lambton, Islâmic Political Thought, dalam Schacht Joseph with C.E. Boswort, ed. The Legacy of Islâmic, (Oxford At The Clarendon, 1974).
Al Banna, Gamal, Relasi Agama & Negara, terj. Tim Mata Air Publishing, (Jakarta: Mata Air Publishing, 2006).
Al Qasim ibn Salam, Abu Ubaid, al-Amwal (Bairut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1986).
Beth Fisher-Yoshida, Ilene Wasserman, "Moral Conflict ang Engaging Alternative Perspectives" dalam The Handbook of Conflict Resolution Theory and Practice, Marton Deutsch (eds), (USA: Jossey-Bass, 2006)
Francis, Diana, Teori Dasar Transformasi Konflik Sosial, (Yogyakarta: Quills, 2002).
Glenn D. Paige, Islam Tanpa Kekerasan, (Jogjakarta: LKiS, 1998).
H. Kristanto, Nurdien, Etika Pergaulan Sosial-Religius dalam Masyarkat Mejemuk, dalam, Wasim, Alef Theria (eds), Religious Harmony: Problems, Practice and Education, (Yogyakarta: Oasis Publisher, 2005).
Hassan, Riaz, Faithlines: Muslim Conception of Islam and Society, terj. Jajang Jahroni dkk Keragaman Iman: Studi Komparatif Masyarakat Muslim, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006).
Hayat, “ Teori Konflik Dalam Perspektif Hukum Islam: Interkoneksi Islam dan Sosial” Hunafa: Jurnal Studia Islamika Vol. 10, No. 2, Desember 2013.
J. Roshenthal, Erwin, Political Thought an Mediavel Islam, (Cambridge at The University Press, 1958).
Lewis, Bernard, The Political Language of Islam, terj Ihsan Ali Fauzi, (Jakarta: Gramedia, 1994).
Ma’arif, A. Syafi’i, Peta Bumi Intelektualisme Indonesia, (Bandung: Mizan, 1993).
Moix, Bridget, "Matters of Faith: Religion, Conflict and Conflict Resolution", dalam The Handbook of Conflict Resolution Theory and Practice, Marton Deutsch (eds).
Munawwar-Rachman, Budhy, Islam Pluralis Wacana Kesetaraan Kaum Beriman, (Jakarta: Paramadina, 2001).
Obet Voll, John, Islâm Continuity and Change, terj. Ajat Sudrajat, Yogyakarta: Titian Ilahi Press, t.tp.
Paydar, Manoucher, Aspects of the Islamic State: Relegious Norm and Political Realities, terj. Maufur el-Khoeri, (Yogyakarta: Fajar Pustaka, 2003).
Pulungan, J. Suyuthi, Fiqh Siyasah: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran, (Jakarta: Grafindo Persada, 1997).
Raharjo, M. Dawam, "Ensiklopedi Al Qur'an: Ummah" Jurnal Ulumul Qur'an Volume III. No. 1 TH. 1992.
Rubin, Jeffrey Z., Dean G. Pruit dan Hee Kim, Sung, Sosial Conflict: Escalation, Stalemate and Settlement, (United States of America: McGraw-Hill, Inc, 1994).
Thoha, Anis Malik, Tren Pluralisme Agama: Tinjauan Kritis, (Jakarta: Perspektif, 2005).
Watt, Montgomery, Bells’ Introduction to the Qur’an, terj. Lilian D. Tedjasudhana, (Jakarta: INIS, 1998).
Wasisto Raharjo Jati “Kearifan Lokal sebagai Resolusi Konflik Keagamaan” Walisongo, Volume 21, Nomor 2, November 2013.

Downloads

Published

2016-10-16