DIMENSI SUFISTIK DALAM PANDANGAN HIDUP ORANG MELAYU

Authors

  • Amrizal Amrizal Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Bengkalis

Keywords:

Sufistik, Budaya Melayu, Pandangan Hidup, Sufism, Malay Culture, View of life

Abstract

Abstrak
Tulisan ini mencoba menjelaskan tentang sejarah kebudayaan Melayu yang tidak bisa dilepaskan dari pengaruh ajaran Islam di dalamnya. Kenyataan menunjukkan bahwa ajaran-ajaran Islam menjadi sistem nilai utama yang membentuk kebudayaan Melayu. Proses terbentuknya kebudayaan Melayu Islam tersebut melalui proses dialektika sejarah yang panjang sejak berlangsungnya Islamisasi di kawasan Melayu. Islamisasi di kawasan Melayu mengambil bentuk yang memadukan antara nilai-nilai Islam yang transenden dan nilai-nilai lokal yang berkembang pada masyarakat tempatan sehingga melahirkan satu corak kebudayaan baru yang bisa diterima secara luas sampai hari ini. Satu hal yang perlu dicatat bahwa proses akulturasi antara Islam dan budaya lokal itu terjadi karena Islam yang datang di kawasan Melayu pada waktu itu adalah Islam yang bercorak sufistik. Sejarah awal proses Islamisasi di nusantara menunjukan bahwa sebagian besar para pendakwah yang menyebarkan Islam di kawasan ini adalah para ulama yang menganut faham tasawuf. Tulisan ini menggambarkan bagaimana pengaruh ajaran-ajaran sufistik terhadap budaya Melayu sebagaimana tercermin dalam pandangan hidup orang-orang Melayu yang menjadi pegangan mereka dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Pandangan hidup tersebut bila dielaborasi lebih jauh kaya akan gagasan-gagasan sufistik. Yang paling menarik gagasan-gagasan sufistik tersebut di dunia Melayu  dituangkan dalam bahasa-bahasa puitis dan artistik dan disajikan dalam redaksi-redaksi kalimat yang indah dan menarik. Ini menggambarkan suatu kreatifitas yang amat tinggi dimana orang-orang melayu mampu mentransfer ajaran-ajaran tasawuf dalam medium kesenian mereka.

Malay cultural history can not be separated from the influence of Islam. The fact shows that the teachings of Islam become system of core values that form the Malay culture. The processes of the Islamic Malay culture formation constructed through along historical dialectic processsince the on going Islamizationin Malay region. Islamizationin Malay region takes a form that combines transcendent Islamic values and local values that developin the local community produceed a new cultural pattern that can be widely accepted until today. One thing tobe noted that the process of acculturation between Islam and local culture happened because Islam came in the Malay regionat the time was patterned with Sufism. The early history ofthe process of Islamization of the archipelago shows that most of the preachers who spread Islamin this region are the scholars who embrace the ideology of Sufism. This writing illustrate show the influence of Sufi teachings toward the Malay cultureas reflected in the view of life of Malay people which become their guidance in living every day life. And when the live view iselaborated further the Sufiideas will be richer. The most interesting part is that the Sufiideasin Malay world poured in poetic languages and artistic which is presented in wonderful and attractive phrases. This represents a very high creativity where Malay people are capable of transferring the teachings of Sufismin the medium of their art.

Downloads

Download data is not yet available.

References

A. Rivay Siregar, Tasawuf , dari Sufisme Klasik ke Neo Sufisme, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002).
Abdul Qadir Isa, Hakekat Tasawuf, (Jakarta: Qisthi Press, 2006).
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008).
Alwi Shihab, Islam Sufistik: Islam Pertama dan Pengaruhnya hingga Kini di Indonesia, (Bandung: Mizan, 2001).
Azyumardi Azra, Renaisans Islam Asia Tenggara, Sejarah Wacana dan Kekuasaan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999).
_____, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII, (Bandung: Mizan, 1994).
Hussin Mutalib, Islam and Etnicity in Malay Politics, (terj), (Jakarta: LP3ES, 1996)
Jalaludin Rahmat, Islam dan Pluralisme, Akhlak Quran Menyikapi Perbedaan, (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2006).
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002).
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran, (Jakarta: Lentera Hati, 2000).
M.B. Hooker (Ed), Islam in South-East Asia, (Leiden: E.J. Brill, 1983).
Mulyadi Kertanegara, Menyelami Lubuk Tasawuf, (Jakarta: Erlangga, 2006).
Naquib Al-Attas, Islam dalam Sejarah dan Kebudayaan Melayu, (Bandung: Mizan, Cet. III, 1984).
Raja Ali Haji, Gurindam Dua Belas, (Bandung: Kiblat Buku Utama, 2007).
Said Aqil Siroj, Tasawuf sebagai Kritik Sosial, Mengedepankan Islam sebagai Inspirasi bukan Aspirasi, (Bandung: Mizan, 2006).
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006).
Tenas Effendy, Tunjuk Ajar Melayu, (Pekanbaru: Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu, 2006).
UU. Hamidy, Jagad Melayu dalam Lintasan Budaya di Riau, (Pekanbaru: Bilik Kreatif Press, 2011).
Wahbah Az Zuhaili, Ushul Al Fiqh Al Islamiy, (Damaskus: Dar Al Fikr, Jilid 2, 2006).

Downloads

Published

2016-10-16