URGENSITAS HERMENEUTIK HASAN HANAFI DALAM MEMAHAMI AGAMA DI ERA GLOBALISASI

Authors

  • Nurkhalis Nurkhalis Universitas Islam Negeri Ar Raniry Banda Aceh

Keywords:

Al Qur‟an, Hermeneutika, Hasan Hanafi, Hermeneutic

Abstract

Tulisan ini menje;laskan tentang Hanafi yang telah memperkenal suatu teori hermeneutik dengan pendekatan istimbat istiqra’i (eksplorasi deduktif). Istiqra’ dipahami dengan istaqraitu diartikan dengan „saya telah menguji‟ dengan cara menhadirkan kembali pengujian dari khusus ke umum melalui pengetahunan makna setiap bahagian dan spesifikasinya. Istiqra’ merupakan kemampuan memegang kesimpulan yang dibuat dari pandangan puncak keseluruhan akal yang sama pada setiap orang atau apresiasi sebuah estetis individual yang diterima oleh orang-orang pada umumnya. Dalam tulisan ini, hermeneutik revolusioner bertujuan dalam hubungannya terhadap pembebasan bumi (tahriru aridhi) orang Islam atas nama Tuhan (Allah), aradhu al mi‘ad (bumi yang memenuhi janji) yang mengikat antara Allah dan bumi dengan aqidah, lahūt ardh  (memfaktakan Tuhan di bumi) yakni penyatuan antara tauhid dan wahdatul ummat, antara nubuwwah dan dinamika historis, revolusi bumi, dinamika zaman yang menghapuskan kesenjangan antar sukūnina (kedamaian) dan takhallufina (perbedaan yang ada), maka inilah yang membentuk peradaban  (hadharah)  yang  saling  berkoneksi  antar  manusia,  zaman,  kesejarahan   dan dinamika. Gerakan pembaharuan Islam kontemporer menghendaki pemindahan ‟ishlah din (reformasi agama) ke nahdhah syamilah’ (kebangkitan kinerja). Kemudian dari „nahdhah syamilah’ akan melahirkan pencerahan akal maka dengan sendirinya akan mudah terjadi revolusi sosial dan politik. Reformasi dalam konsep mitsali (ideal) menuju kepada reformasi sosial, harus melalui perkawinan wa’yu siyasi (wacana politik) dengan wa’yu tarikhi (wacana sejarah).Kombinasi   pemahaman   agama   antara   sensus   literalis   (makna   yang banyak diterima dalam literal), sensus spiritualis (makna yang cepat membangkitkan kehadiran teologis) dan „sensus komunal‟ (mayoritas pendapat pakar) akan membentuk sebuah cakupan cakrawala hermeneutik desiratum yakni pemahaman agama yang dilahirkan melalui   interpretasi   yang   diperoleh   melalui   pencapaian   kegigihan   para     interpreter menemukan   jalan   tengah   antara   ideal   good   dalam   Al   Qur‟an   dengan menciptakan persaudaran yang positif dalam beragama. Penelitian ini merupakan hasil dari penelitian studi pustaka.

This paper describes the Hanafi who has introduced a hermeneutical theory with istimbat istiqra'i approach (deductive exploratory). Istiqra' is understood to mean istaqraitu meaning that I have been testing by bringing back test from the particular to the general through meaning  knowledge  of  every  part  and  specifications. Istiqra' is  the  ability to  hold the conclusions  of    the summit view of the overall the same sense in every person or aesthetic appreciation of an individual who is accepted by all people in general. In this paper, hermeneutic revolutionary aims in relation to the earth liberation (tahriru aridhi) of Muslims in the name of God (Allah), aradhu al mi'ad (earth that fulfills the promise) binding between God and the earth with faith, lahūt ardh (making factuality of God on the earth) which is the union between monotheism and wahdatul ummah, between nubuwwah and historical dynamic, the revolution of the earth, with the dynamics that abolish disparities between sukūnina (peace) and takhallufina (differences), then that has shaped civilization (hadharah) mutually connect between man, age, history and dynamics. Contemporary Islamic reform movement requires the removal of ’ishlah din (religious reform) to nahdhah syamilah' (awakening of performance). Then from 'nahdhah syamilah' will give birth to enlightenment sense then by itself will easily occur social and political revolution. Reforms in the concept mitsali (ideal) to social reform should be through marriage wa'yu siyasi (political discourse) with wa'yu tarikhi (historical discourse). The combination of religious understanding between census literalists (meaning that is widely accepted in the literal), census spiritualist (meaning that quickly evokes the theological presence) and ‘census communal’ (the majority opinion of the expert) will form a coverage horizon hermeneutic desiratum that is the understanding of religion that was born through interpretation obtained through the achievement of the persistence of interpreters who find a middle course between the ideal good in the Qur'an in creating a positive religious fraternity. This study is the result of literature review.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

14-04-2015

Most read articles by the same author(s)