PEREMPUAN DAN EKSISTENSI KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM

Authors

  • Tobibatussaadah Tobibatussaadah Institut Agama Islam Negeri Metro

Keywords:

Perempuan, Islam, Kepemimpinan, Womwn, leadership

Abstract

Abstrak
Islam adalah agama pembawa semangat reformasi bagi kaum perempuan. Islam juga telah memberikan fondasi terhadap kesetaraan lelaki dan perempuan dalam banyak dimensi kehidupan. Namun, perdebatan yang sering muncul adalah terkait dengan kepemimpinan perempuan dalam Islam. Dalam sejarahnya, wanita dipandang kurang cakap menjadi pemimpin karena umumnya mereka tidak memiliki akses ke dunia pendidikan. Namun demikian, Islam telah menempatkan wanita setara dengan laki-laki. Tidak ditemukan nash yang secara diametris  atau langsung melarang wanita terlibat dalam kepmimpinan publik atau politik. Dalam konteks hukum Islam, sesuatu yang tidak dilarang secara jelas, tidak direkomendasikan, yang berarti bahwa perempuan dibolehkan memasuki arena kepemimpinan. Untuk itu, dapat dikatakan bahwa perempuan yang memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin, harus menjadi pemimpin. Sejarah telah mencatat beberapa perempuan yang memiliki kemampuan menjadi pemimpin.


Islam is a religion that brings the spirit of reform related to women’s issues. Islam has been laying the foundations of equality between men and women in the various dimensions of life. One of the highlights for debate is the relationship with the leadership of women in Islam. According to the history, culture women are not considered to own ability to be a leader. This assumption because women have little or no access to education. Islam, however, puts women as whole human beings equal to men. There is no passage which is diametrically and straight forward prohibit women involved in the issue of leadership in the public domain or politics in general. In the study of Islamic law against things that are clearly not prohibited is also not recommended, it is permissible or allowed to enter the territory. Thus, it can be said that women who have capability to be a leader should be a leader. This notion can also be proven historically that some great women capable of becoming a leader.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, Juz V, Mesir: Dar al-Fikr, t.t Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, Juz III, Beirut: Dar al-Fikr, t.t.
Al-Bukhari, Abi ‘Abdillah Muhammad bin Isma’il, Shahih al-Bukhari, Jilid IV, Indonesia: Diponegoro, t.t.
Budiman, Arief, Pembagian Kerja Secara Seksual: Sebuah Pembahasan Sosiologis Tentang Peran Wanita Dalam Masyarakat, Jakarta: Gramedia, 1985.
Al-Farabi, Abu Nasr Muhammad bin Muhammad bin Tarkhan bin Unzlagh, Arâu Ahl al-Madînah al-Fadîlah, Tanpa Kota Terbit: Tanpa Penerbit, t.t.
al-Ghafar, Hasan, Abdu al-Rasul Abdu al, Wanita dan Gaya Hidup Modern, Jakarta: Pustaka Hidayah, 1993.
Ibnu Taymiyah, al-Siyâsah al-Syar’iyah Fî Ishlâh al-Râ’i wa al-Râ’iyah, Beirut: Dâr al- Fikr, 1997.
Ibrahim, Marwah Dawud, Perempuan Indonesia Pemimpin Masa Depan, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1991
Mernisi, Fatima, The Forgotten Queens of Islam, Ratu-Ratu Islam yang Terlupakan, Bandung: Mizan, 1993.
Sadjali, Munawir, Islam dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran, Cet. V, Jakarta: UI Press, 1993
Salaf, Muhammad Jalal, Al-Fikr al-Siyâsi Fî al-Islâm, Beirut: Dar al-Jami’at al-Misriyat Iskandariat, 1978.
Shihab, Muhammad Quraisy, Konsep Wanita Menurut Quran, Hadis, dan Sumber Ajaran Islam. Dalam “Wanita Islam Indonesia Dalam kajian Tekstual dan Kontekstual”, Jakarta: INIS, 1993
Al-Zamakhsyari, Abu al-Qasim Mahmud Ibnu Umar, al-Kasyaf ‘an Huquq al-Tanzil wa al-‘Uyun al-Aqawil Fi Wujuh al-Takwil, Juz I, Beirut: Dar al-Fikr, 1977.

Downloads

Published

2014-03-19