DINAMIKA KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DALAM KEPEMIMPINAN KESULTANAN YOGYAKARTA

Authors

  • Arief Aulia Rachman Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Keywords:

Kerukunan Umat Beragama, Kesultanan Yogyakarta, RUUK Daerah Istimewa Yogyakarta, interfaith harmony, the royal of Yogyakarta, legal draft of Yogyakarta law

Abstract

Yogyakarta merupakan salah satu provinsi yang mempunyai hubungan kuat dengan sistem kepemimpinan kerajaan lokal. Keberadaan Yogyakarta selalu dihubungkan dengan peran kharismatik dari dua raja lokal yaitu Sri Sultan Hamengkubuwono dan Sri Paduka Paku Alam. Sejarah menyebutkan bahwa kedua pemimpin lokal tersebut sangat memengaruhi kehidupan masyarakat Yogyakarta. Sebab itu, kepemimpinan keduanya sebagai raja daerah bukan saja menunjukkan kearifan lokal tetapi juga berpengaruh terhadap kepemimpinan dalam pemerintahan yaitu sebagai gubernur dan wakil gubernur. Selain itu, Keraton Yogyakarta mempunyai nilai-nilai sakral yang sangat kuat karena raja lokal itu dan menjadi pusat peradaban masyarakat Yogyakarta. Demikian juga, Yogyakarta mempunyai karakteristik tersendiri sebagai salah satu Daerah Istimewa di Indonesia. Karakteristik itu menunjukkan keistimewaan Yogyakarta dari sisi tradisi dan kepemimpinan lokal yang bersifat patron-klien. Regulasi keistimewaan Yogyakarta itu juga berpengaruh terhadap dinamika kehidupan beragama masyarakat Yogyakarta yang berbentuk penerimaan terhadap pluralitas.


Yogyakarta is one of the provinces that has a strong correlation with local royal system. The existence of Yogyakarta is always associated with the charismatic roles of the two local kings namely Sri Sultan Hamengkubuwono and Sri Paduka Paku Alam. Historically, both the local kings have major influence on the struggle of the Yogyakarta people. Therefore, the leadership of both the kings as head and deputy cover not only the issue of tradition but also affects the formal leadership of the governor and deputy governor of Yogyakarta. In addition, Kraton Yogyakarta has a sacred value which is very strong because it is the king’s residence of Yogyakarta and also becomes civilization and the struggle symbols of the Yogyakarta people. Thus, Yogyakarta has certain characteristics as one of the areas in Indonesia than other regions. That characteristic has became the privilege elements of Yogyakarta on tradition and local leadership that has patron- klien character. Regulation of the status of that privilege is also affecting the various dynamics of religious life that occurred in the life of the Yogyakarta people with their acceptance of plurality understanding.

 

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2014-03-19