Praktik Kewirausahaan di Madrasah Ibtida’iyyah Negeri 1 Kota Bandung
DOI:
https://doi.org/10.32332/elementary.v8i1.4590Abstract
Abstrak
Kompetensi kewirausahaan Kepala sekolah harus terwujud secara konkrit. Namun faktanya masih sedikit sekolah dasar yang mempraktikkan kewirausahaan. Padahal kewirausahaan adalah penopang kemandirian sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana praktik kewirausahaan di sekolah dasar dengan megambil lokasi penelitian di MIN 1 Kota Bandung, Indonesia. Dengan pendekatan kualitatif, data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, serta FGD (Focus Group Discussion). Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik kewirausahaan ini muncul karena adanya peraturan Menteri pendidikan nasional yang mensyaratkan kompetensi kewirausahaan yang harus dimiliki kepala sekolah. Kepala sekolah telah menjadi penggagas, pelaku dan pengontrol langsung program kewirausahaan di MIN 1 Kota Bandung melalui manajemen yaitu dari perencanaan, pelaksanaan dan penilaian yang mendapatkan dukungan dari guru, siswa dan orang tua. Keunikan pelaksanaan kewirausahaan di MIN 1 Kota Bandung terlihat pada program BESEK ENERGI (Bekal Sekolah Enak Begizi) yang dikelola langsung oleh kepala sekolah. Program ini dilaksanakan setiap hari secara bergiliran, mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6, yakni bekal sarapan siswa diganti dengan makan roti seharga Rp. 3.500,- oleh produsen roti bekerjasama dengan MIN 1 Kota Bandung sebagai distributornya. Untuk menghindari kebosanan, produsen roti secara cerdas menyajikan variasi makanan, sedangkan untuk anak kurang mampu mendapatkan subsidi silang agar tetap dapat menikmati roti, yang diambilkan dari dana infaq siswa yang dikelola oleh bendahara masjid madrsasah. Meskipun terlihat sebagai program ringan, ternyata dapat menjadi tambahan gizi siswa. Program ini juga telah memberikan keuntungan berupa sebuah mobil operasional madrasah.
Kata kunci: Praktik Kewirausahaan, Madrasah Ibtida’iyyah, dan Islamic Elementary School
Abstract
The entrepreneurship competence of the principal must be realized concretely. But, there are still few elementary schools that practice entrepreneurship. Though entrepreneurship can support for school independence. The purpose of this research is to describe how entrepreneurial practices in elementary schools, in MIN 1 Bandung City, Indonesia. With a qualitative approach, data is collected through observation, interviews, documentation, and FGD (Focus Group Discussion). The results showed that this entrepreneurial practice arose because of the regulation of the Minister of National Education which requires entrepreneurial competencies that must be owned by the principal. The principal has been the initiator, actor and direct controller of the entrepreneurship program at MIN 1 Bandung City through management, namely planning, implementation and assessment, and got the support from teachers, students and parents. The uniqueness of entrepreneurship implementation in MIN 1 Bandung City is seen in the BESEK ENERGI (Bekal Sekolah Enak Begizi) program which is managed directly by the principal. This program is carried out every day in turn, starting from grade 1 to grade 6, namely students' breakfast provisions are replaced by eating bread for Rp. 3,500, - by bread producers in collaboration with MIN 1 Bandung City as the distributor. To avoid boredom, bread producers intelligently serve a variety of food, while for children less able to get cross subsidies in order to still be able to enjoy bread, which is taken from the student infaq fund managed by the treasurer of madrsasah mosque. Although it looks like a light program, it can be an additional student nutrition. This program has also provided benefits in the form of an operational car for madrasah.
Keywords: Entrepreneurial Practices, Madrasah Ibtida'iyyah, and Islamic Elementary School.