Kajian Bahan Obat dari Tanaman Pekarangan di Pekon Way Kerab, Tanggamus sebagai Pengayaan Modul Mata Kuliah Etnobotani
DOI:
https://doi.org/10.32332/al-jahiz.v2i2.4175Keywords:
Tanaman Obat, Way Kerab, EtnobotaniAbstract
Pekarangan tidak hanya berkontribusi untuk menjaga pemenuhan kebutuhan gizi tetapi juga kesehatan bagi pemilik pekarangan. Kajian pemanfaatan tanaman pekarangan sebagai obat sudah cukup banyak dilakukan di Indonesia, namun di Lampung masih kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mendokumentasikan pengetahuan pemanfaatan tanaman pekarangan sebagai obat yang dimiliki masyarakat Way Kerab, Tanggamus dan menguraikan kandungan metabolit sekunder beberapa tanaman yang banyak ditemukan berdasarkan literatur ilmiah, sebagai pengayaan modul mata kuliah Etnobotani. Data etnobotani dikumpulkan menggunakan metode wawancara participant observation, free-listing, dan questionnaires; serta kajian literature. Hasil peneltian menunjukkan 43 spesies dan 1 varietas tergolong dalam 25 famili digunakan sebagai bahan obat. Zingiberaceae merupakan famili dengan jumlah spesies terbanyak (8 spesies). Kunyikh (Curcuma longa) merupakan jenis yang paling banyak ditemukan (52 kali). Terdata ada 8 bagian tanaman yang digunakan, daun merupakan bagian yang paling banyak digunakan sebagai bahan obat (26 spesies). Kandungan metabolit sekunder yang terdata antara lain curcumin, elemen makro dan mikro, limocitrin, citral-a, citral-b, dan sabinene. Diperlukan penelitian lanjutan mengenai pembuatan produk dari hasil penelitian- penelitian etnobotani yang sudah ada. Hasil penelitian ini diimplementasikan untuk memperkaya modul mata kuliah Etnobotani.