Kontruksi Parlemen Bikameral Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia

(Studi Atas Konstitusi Undang-Undang Dasar 1945)

Authors

  • azmi mirza safaraz IAIN Salatiga

DOI:

https://doi.org/10.32332/istinbath.v17i2.2129

Keywords:

The Government System, The Bicameral Parliament System, UUD 1945

Abstract

Abstrack

The government system is a vital aspect of discussion in a country's state of statecraft. Speaking of systems of government, we won't get away with the parliament. After the amendment of  UUD 1945, Indonesia experienced many changes in its systems, including those of its parliament. The parliament, which had previously used unicameral concepts with the MPR as the only representative body in Indonesia. After the constitutional amendment of Indonesia, a new parliament was born in DPD, which was automatically converted into the bicameral parliament system in the Indonesian Parliment system. DPR is the first chamber and DPD is the Second chamber of the goverment. DPD presence is actually a stabilizer for the performance of parliament to execute the check and ballences principle. Institutionally, the two institutions are aligned, but the authority held by these institutions is very different. More limited than the state of parliament has, especially in the fields of legislation and surveillance.

Keywords : The government system, the bicameral parliament system, MPR, DPR, DPD

Abstrak

Sistem pemerintahan merupakan aspek yang sangat vital untuk dibahas dalam sistem ketatanegaraan suatu negara. Membahas soal sistem pemerintahan, kita tidak akan terlepas mengenai sistem parlemen. Setelah amandemen UUD 1945, Indonesia mengalami banyak perubahan sistem ketatanegaraan, termasuk dalam hal sistem parlemen. Sistem parlemen yang sebelumnya menggunakan konsep unicameral dengan MPR sebagai satu-satunya lembaga perwakilan di Indonesia. Setelah amandemen konstitusi Indonesia, lahirlah lembaga perwakilan baru yaitu DPD sehingga sistem parlemen di Indonesia berubah menjadi konsep parlemen bikameral. Dalam sistem parlemen di Indonesia, DPR merupakan kamar pertama dan DPD merupakan kamar kedua. Kehadiran DPD sebenarnya sebagai penyeimbang atas kinerja dari DPR untuk melaksanakan prinsip Check and ballences. Secara institusional, kedua lembaga ini memiliki kedudukan yang sejajar, akan tetapi kewenangan yang dimiliki kedua lembaga ini sangat berbeda. Kewenangan yang dimiliki DPD jauh lebih terbatas dibandingkan yang dimiliki DPR khususnya dalam bidang legislasi dan pengawasan.

Kata kunci      : Sistem Pemerintahan,Sistem Parlemen Bikameral,MPR, DPR, dan DPD

Downloads

Download data is not yet available.

References

Agus Haryadi. Bikameral Setengah Hati. Jakarta: penerbit Kompas, 2002.
Ahmad Zaini. “Pemerintah oleh Rakyat dan Mayoritas,” t.t.
Bambang Cipto. Dewan Perwakilan Rakyat dalam era pemerintahan modern-industrial. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995.
Charles Simabura. Parlemen Indonesia Lintasan Sejarah, dan Sistemnya. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011.
Dewan Perwakilan Daerah,. konstitusi Republik Indonesia Menuju Perubahan ke-5. Jakarta: Dewan Perwakilan Daerah, 2009.
Eddy Purnama. Negara Kedaulatan Rakyat. Malang: Nusamedia, 2007.
Efriza. Studi Parlemen (sejarah, konsep, dan lanskap politi Indonesia. Malang: Setra Press, 2014.
Herdamin Renadireksa. Arsitektur Konstitusi Demokratik. Bandung: Fokusmedia, 2009.
Jimly Asshiddiqie. Format Kelembagaan Negara Dan Pergeseran Kekuasaan Dalam UUD 1945. Jakarta: UII Press, 2004.
———. Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi;Serpihan Pemikiran Hukum Dan HAM. Jakarta: Konstitusi Press, 2005.
———. Konstitusi dan Konstitualisme Indonesia. Jakarta: Konstitusi Press, 2004.
Jurdi, Fajlurrahman. “EKSISTENSI PARLEMEN INDONESIA SETELAH AMANDEMEN KONSTITUSI,” t.t., 22.
Kaban, Ramon. “PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA.” Perspektif 5, no. 3 (26 Juli 2000): 158. https://doi.org/10.30742/perspektif.v5i3.243.
King Faisal Sulaiman. Bikameral Dalam Spektrum Lembaga Parlemen Indonesia. Yogyakarta: UII Press, 2013.
M. Imam Nasef. “MPR Di Persimpangan Jalan: Refleksi Paradigmatik Penguatan Kelembagaan MPR Pasca Amendemen UUD 1945.” Istinbath : Jurnal Hukum, 2, 16, no. law (2019): 150–74.
Ni’matul Huda,. Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo, 2005.
P Anthonius Siepu. Studi Ilmu Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu, t.t.
Patrialis Akbar. Lembaga-lembaga Negara menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,. Jakarta: Sinar Grafika, 2013.
Pirmansyah, Miki. “Eksistensi Dewan Perwakilan Daerah Dalam Sistem Bikameral di Indonesia.” JURNAL CITA HUKUM 2, no. 1 (1 Juni 2014). https://doi.org/10.15408/jch.v1i1.1461.
Prof Miriam Budiardjo. Dasar-Dasar Ilmu Politik. 4 ed. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2018.
Purnama, Eddy. “Lembaga Perwakilan dan Checks and Balances dalam Kekuasaan Negara,” no. 63 (2014): 17.
Reni Dwi Purnomowati. Implementasi Sistem Bikameral dalam Parlemen di Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.
Saleh, Zainal Abidin. “DEMOKRASI DAN PARTAI POLITIK” 5, no. 1 (2008): 25.
Sri Soemantri. Hukum Tata Negara Indonesia Pemikiran dan Pandangan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2014.
Zainal Arifin Mochtar, dan Saldi Isra. Parlemen Dua Kamar. Yogyakarta: Genta Publishing, 2018.
Zaini, Ahmad. “DEMOKRASI: PEMERINTAH OLEH RAKYAT DAN MAYORITAS” 14, no. 2 (2018): 17.

Published

2021-03-22

How to Cite

Kontruksi Parlemen Bikameral Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia: (Studi Atas Konstitusi Undang-Undang Dasar 1945). (2021). Istinbath : Jurnal Hukum, 17(2), 317-344. https://doi.org/10.32332/istinbath.v17i2.2129