ANALISIS SISTEM PEMBELAJARAN DAN BUDAYA PESANTREN DALAM PERSPEKTIF KESETARAAN GENDER DI PONDOK PESANTREN ASWAJA NUSANTARA

Authors

  • Nofica Andriyati Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta
  • Budy Sugandi Southwest University China

DOI:

https://doi.org/10.32332/jsga.v4i02.5768

Keywords:

Kesetaraan Gender, Pendidikan pesantren

Abstract

Pesantren as educational institutions, both modern and traditional, at least maintain the uniqueness of pesantren, which any other institution does not own. The uniqueness often makes some people misunderstand that pesantren practise gender inequality where female students are often not allowed to proceed outside the pesantren or only in the domestic area. This research was a qualitative case study taking place at Pondok Pesantren (PP) Aswaja Nusantara in Mlangi, Sleman, Yogyakarta. This study takes the point of view of the kyai (caretaker) of the Pondok, who serves as a policy maker in the institution. The research question in this study was: What is the concept of gender equality in the education system and pesantren culture at PP Siswa Aswaja Nusantara?

The results showed that based on the data provided by caregivers, gender equality in PP Aswaja Nusantara was enacted through the culture of the pesantren and the application of the pesantren education system. Equality is the sense of fairness in paying attention to biological factors and circumstances, both men and women. First, equality in PP Aswaja Nusantara does not mean the same between men and women, and this impacts the division of tasks more concerned with individual abilities than gender. Second, in the education system, PP Aswaja Nusantara provides equal opportunities to all male and female students, both internally and externally.

Keywords: Equality of Gender, Islamic Boarding School

 

Abstrak

Pesantren sebagai Lembaga Pendidikan, baik yang modern maupun yang tradisional, setidaknya tetap mempertahankan kekhasan pesantren yang tidak dimiliki oleh Lembaga manapun. Kekhasan pesantren, seringkali membuat beberapa kalangan salah paham bahwa pesantren menjadi praktek ketidaksetaraan gender, dimana santri putri seringkali tidak diberi kesempatan untuk berproses diluar pesantren atau hanya di wilayah domestik. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif study kasus dimana peneliti mengambil tempat penelitian di PP Aswaja Nusantara di Mlangi, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini mengambil sudut dari pengasuh Pondok yang berfungsi sebagai pemangku kebijakan di pondok. pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah: Bagaiman konsep kesetaraan gender pada sistem pendidikan dan budaya pesantren di PP Mahasiswa Aswaja Nusatara?

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesetaraan gender di PP Aswaja Nusantara, berdasarkan data yang diberikan oleh pengasuh, melalui budaya pesantren dan penerapan pada system Pendidikan pesantren. Pertama, setaraa dalam PP Aswaja Nusantara bukan berarti sama persis antara laki-laki dan perempuan. Kesetaraan dalam arti adil, adil dalam memperhatikan factor biologis dan keadaan, baik laki-laki maupun perempuan. Oleh karena hal ini berimbas pada pembagian tugas yang lebih Mementingkan kemampuan individu daripada jenis kelamin. Kedua, dalam system Pendidikan, PP Aswaja Nusantara memberikan kesempatan yang sama kepada semua santri, baik putra maupun putri, baik dalam internal maupun eksternal pondok.

Kata Kunci:  Kesetaraan Gender, Pendidikan pesantren

References

Ajibah Quroti Aini. (2018). Islam Moderat di Pesantren: Sistem Pendidikan, Tantangan, dan Prospeknya. Edukasia Islamika: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 3 No. 2, Desember, hlm. 218-233. https://doi.org/10.28918/jei.v3i2.1689
Anderson, P.S. (2011). “A Feminist Philosophy of Religion” dalam Ema Marhumah “Konstruksi Sosial Gender di Pesantren” Studi Kuasa Kiai Atas Wacana Perempuan, LKiS, Yogyakart, (p.3).
Asrofah, Z. A., Ngazizah, N., & Anjarini, T. (2022). Upaya Peningkatan Kemampuan Psikomotor Kesetaraan Gender Melalui Pembelajaran Berbasis Gender Sosial Inklusi pada Peserta Didik Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(2), 1729-1734. https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i2.2071
Awanis, A. (2018). Sistem Pendidikan Pesantren. Cakrawala: Jurnal Kajian Manajemen Pendidikan Islam Dan Studi Sosial, 2(2), 57-74. Retrieved from http://ejournal.iainu-kebumen.ac.id/index.php/cka/article/view/54
Burhanuddin, H. (2015). Pendidikan Berperspektif Gender di Pesantren. Al-Murabbi: Jurnal Studi Kependidikan dan Keislaman, 2(1), 111-132.
Bustomi, A., & Novia, E. (2021). Dusun Jetis Kabupaten Sleman. 1(1), 1–19.
Dhofier, Z. (1982). Tradisi pesantren: Studi tentang pandangan hidup kyai. LP3ES.
Gusti Rahma Sari, Ecep Ismail. (2021). Polemik Pengarusutamaan Kesetaraan Gender di Indonesia. Jurusan Alquran dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Jurnal Penelitian Ilmu Ushuluddin, 1(1), 51-58 https://doi.org/10.15575/jpiu.12205
Hambali, H. (2017). Pendidikan Adil Gender di Pondok Pesantren (Studi tentang Membangun Gender Awareness di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo). PEDAGOGIK: Jurnal Pendidikan, 4(2).
Hidayati, H. (2021). Kesetaraan Gender dalam Pelestarian Lingkungan Perspektif Al-Qur’an. TAFAKKUR : Jurnal Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir, 1(2), 186-199. Retrieved from https://e-jurnal.stiqarrahman.ac.id/index.php/tafakkur/article/view/40
Maulana, R., & Supriatna, N. (2019). Ekofeminisme: Perempuan, Alam, Perlawanan atas Kuasa Patriarki dan Pembangunan Dunia (Wangari Maathai dan Green Belt Movement 1990-2004). FACTUM: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah, 8(2), 261-276. https://doi.org/10.17509/factum.v8i2.22156
Mulia, M. (2010). Islam & hak asasi manusia: konsep dan implementasi. Naufan pustaka.
Muzani, A. (2014). Wanita Menjadi Imam Shalat, Diskursus Dalam Perspektif Kesetaraan gender. Sawwa: Jurnal Studi Gender, 10(1), 33-46. https://doi.org/10.21580/sa.v10i1.628
Novita Dian Pangesti, A. B. (2022). Pemberdayaan Perempuan Melalui Taman Baca Masyarakat WijayaKusuma Sleman Yogyakarta Novita Dian Pangesti Ahmad Bustomi. 04(01), 41–57. https://doi.org/10.32332/jsga.v4i01.4176

Umar, N. (2001). Argumentasi Kesetaraan Jender Perspektif al-Qur’an. Jakarta: Paramadina.
Ulum, M., & Munim, A. (2019, November). Digitalisasi Pendidikan Pesantren (Paradigma Dan Tantangan Dalam Menjaga Kultur Pesantren). In Proceedings of Annual Conference for Muslim Scholars (Vol. 3, No. 1, pp. 664-670). https://doi.org/10.36835/ancoms.v3i1.279
Permatasari, R. Y. A., & Siswadi, G. A. (2021). Ekofeminisme di Indonesia: Sebuah Kajian Reflektif atas Peran Perempuan Terhadap Lingkungan. Purwadita: jurnal agama dan budaya. STAHN Mpu Kuturan Singaraja. Vol. 6, No. 1, 2022, pp. 59-70. http://jurnal.stahnmpukuturan.ac.id/index.php/edukasi
Prasetiawati, E. (2018). Pemikiran Hermeneutika Amina Wadud Muhsin. Jurnal Ilmiah Spiritualis: Jurnal Pemikiran Islam dan Tasawuf, 4(1), 28-49. https://doi.org/10.53429/spiritualis.v4i1.42
Sa’diyya Shaik. (2003). Tranforming Feminim: Islam, Women and Gender Justice dalam Omid Safi (ed) Muslim Progressive on justice gender and pluralism, Oxford: oneworld, p. 148
Sahri, I. K., & Hidayah, L. (2020). Kesetaraan Gender di Pesantren NU: Sebuah Telaah atas single sex Classroom di Pendidikan Diniyah Formal Ulya Pondok Pesantren Al Fithrah Surabaya. Journal of Nahdlatul Ulama Studies, 1(1), 67-105. https://doi.org/10.35672/jnus.v1i1.67-105
Soegarda Poerbakawatja. (1982). Ensiklopedi Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung, p. 223.
Sulistyowati, Y. (2021). Kesetaraan gender dalam lingkup pendidikan dan tata sosial. Ijougs: Indonesian Journal of Gender Studies, 1(2), 1-14. https://doi.org/10.21154/ijougs.v1i2.2317
Suwarno, S. (2018). Diskriminasi Gender Dalam Kebijakan Pesantren. DAR EL-ILMI : Jurnal Studi Keagamaan, Pendidikan Dan Humaniora, 5(2), 50-67. Retrieved from http://e-jurnal.unisda.ac.id/index.php/dar/article/view/1317
WJS. Poerwadarminta. (1982). Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, p. 764.
Zarkasyi, T. P. B. I. (1996). KH Imam Zarkasyi: Dari Gontor Merintis Pesantren Modern.

Published

2022-12-29