Honoring Women in the Prohibition of Divorce: An Exploration of Legal Pluralism in Marriage Among the Indigenous People of Cireundeu, Indonesia

Authors

DOI:

https://doi.org/10.32332/jsga.v7i02.art02

Keywords:

Divorce Prohibition, Cireundeu Traditional Village, Law Pluralism

Abstract

State and Islamic law allow divorce as an alternative mechanism or way out of bad relations in marriage, in accordance with the rules. It is even referred to as an emergency exit. However, this is different from the Cireundeu traditional group, where divorce is prohibited. There is no divorce mechanism found in this traditional marriage.  This article explores the philosophical and sociological reasons related to the phenomenon of divorce prohibitions, while viewing it through the lens of legal pluralism. The research method used is qualitative research with data obtained from interviews conducted with elders and public relations for traditional groups, as well as data from documentation in the form of written notes attached to the regulations. Therefore, philosophically and sociologically, the Cireundeu traditional group is an indigenous community that adheres to customs and respects women’s rights. This is proven by prohibition of divorce as a form of loyalty, mutual protection and love until death do us part. In practice, the different legal arrangements for divorce illustrate Indonesia’s legal pluralism.

[Hukum negara dan hukum Islam memperbolehkan perceraian sebagai mekanisme alternatif atau jalan keluar dari hubungan pernikahan yang buruk, sesuai dengan aturan yang berlaku. Bahkan, perceraian sering disebut sebagai “pintu keluar darurat.” Namun, hal ini berbeda dengan kelompok tradisional Cireundeu, di mana perceraian dilarang. Tidak ada mekanisme perceraian yang ditemukan dalam pernikahan tradisional ini. Artikel ini mengeksplorasi alasan filosofis dan sosiologis terkait fenomena larangan perceraian, sambil memandangnya melalui lensa pluralisme hukum. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan data diperoleh dari wawancara dengan para sesepuh dan hubungan masyarakat kelompok tradisional, serta data dari dokumentasi berupa catatan tertulis yang melekat pada peraturan. Oleh karena itu, secara filosofis dan sosiologis, kelompok tradisional Cireundeu merupakan komunitas asli yang mematuhi adat dan menghormati hak-hak perempuan. Hal ini dibuktikan dengan larangan perceraian sebagai bentuk kesetiaan, perlindungan mutual, dan cinta hingga maut memisahkan kita. Dalam praktiknya, perbedaan pengaturan hukum terkait perceraian menggambarkan pluralisme hukum di Indonesia].

References

Anwar, Jarkasi, and Muhamad Muslih. 2021. “Efektifitas Pikukuh Baduy Tentang Perkawinan Kebal Cerai Bagi Masyarakat Adat Baduy.” Madinah: Jurnal Studi Islam 8(1):21–30. doi: 10.58518/madinah.v8i1.1331.

Fauzi, Muhammad Yasir, Agus Hermanto, and Saiyah Umma Taqwa. 2022. “LARANGAN PERCERAIAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ADAT LAMPUNG.” Justicia Islamica 19(2). doi: 10.21154/justicia.v19i2.3920.

Griffiths, John. 1986. “What Is Legal Pluralism.” Journal of Legal Pluralism and Unofficial Law 24:1–55.

Gul, Dr Ayesha, Shereen Younas Khan, Soniya Shmas, and Muhammad Humayun. 2021. “DIVORCE: CAUSES AND CONSEQUENCES IN ISLAMIC PERSPECTIVE.”

Handayani, Yuni, Suci Suroya, Rihan Fathurahman, Reiky Febrio, Robikhatul Aeni, Siti Kamilah, and Silvia Khoerotul. 2023. “SISTEMATIKA PERKAWINAN ADAT KAMPUNG CIRENDEU MEMAHAMI RITUAL PERKAWINAN DITINJAU SECARA FILOSOFIS.” Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan, 1(10), 71-80.

Harahap, Ikhwanuddin. 2019. “PLURALISME HUKUM PERKAWINAN DI TAPANULI SELATAN.” MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman 43(1):64. doi: 10.30821/miqot.v43i1.656.

HuMa, Tim. 2005. Pluralisme Hukum: Sebuah Pendekatan Interdisiplin. Jakarta: Perkumpulan untuk Pembaharuan Hukum Berbasis Masyarakat dan Ekologis (HuMa).

Irianto, Sulistyowati. 2017. “SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PEMIKIRAN PLURALISME HUKUM DAN KONSEKUENSI METODOLOGISNYA.” Jurnal Hukum & Pembangunan 33(4):485. doi: 10.21143/jhp.vol33.no4.1425.

Khalisa, Rahil, Sandy Alun Samudra Mb, Shofa Zahira Arrumaisha, Siti Hanifa, Rifa Hafizha Wagiar, and Rio Nugraha. n.d. “TINJAUAN HUKUM POSITIF TERHADAP PERKAWINAN MASYARAKAT ADAT AKUR SUNDA WIWITAN DI KAMPUNG PASIR.” 1(11).

Khaulani, Namira, Nailah Sarah Salsabilah, Nabila Siti Royani, Muhamad Nabil Lamonsya, Puja Maulana, Mochammad Tegar Fadillah, and Ende Hasbi Nassarudin. 2024. “Analisis Hukum Adat dalam Perkawinan di Kampung Cireundeu: Eksplorasi Simbol-Simbol sebagai Filosofi Budaya Lokal.” 1(2).

Muhazir, Muhazir. 2021. “Islam, Fatwa dan Negara: Meretas Pluralisme Hukum Perceraian di Aceh.” Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam 15(2):233–48. doi: 10.24090/mnh.v15i2.5150.

Pradhani, Sartika Intaning. 2021. “Pendekatan Pluralisme Hukum dalam Studi Hukum Adat: Interaksi Hukum Adat dengan Hukum Nasional dan Internasional.” Undang: Jurnal Hukum 4(1):81–124. doi: 10.22437/ujh.4.1.81-124.

Ridha, Muhammad Rasyid S, Sukirno, dan Sri Sudaryatmi. “Pengakuan Perkawinan Masyarakat Penganut Kepercayaan Lokal Agama Djawa Sunda dalam Perspektif Teori Multikultualisme”, 2017, Diponogoro Law Journal, 6 (1) 1-19.

Sofiana, Neng Eri. 2021. “Konstruksi Gender dalam Nikah-Kawin Kelompok Adat Cireundeu Kota Cimahi Jawa Barat.” Tesis IAIN Ponorogo.

Sofiana, Neng Eri, Miftahul Huda, Nor Ismah, Agus Purnomo, and Luthfi Hadi Aminuddin. 2024b. “Gender-Responsive Construction in Nikah-Kawin Traditions in West Java: A Qiwamah Perspective.” El-Mashlahah 14(1):71–94. doi: 10.23971/el-mashlahah.v14i1.7691.

Sofiana, Neng Eri, and Uswatul Khasanah. 2022. “Ketentuan Bagian Waris Perempuan pada Kelompok Adat Cireundeu Kota Cimahi.” 16(2).

Sofiana, Neng Eri, and IAIN Ponorogo. 2019. “IKRAR JATUKRAMI: IKRAR PERNIKAHAN KONTEKS SUNDA.” 4.

Sofiana, Neng Eri dan Helma Nuraini. “Persetujuan Perempuan dalam Pernikahan: Antara Madzhab Syafi'i dan Realita di Indonesia”, 2023, Setara: Jurnal Studi Gender dan Anak 5 (2) 41-57.

Sururi, Fathu. 2016. “Mak Di Juk Siang Pada Masyarakat Adat Lampung Pepadun Megou Pak.” AL-HUKAMA 6(1):125–45. doi: 10.15642/alhukama.2016.6.1.125-145.

Syah, Muhammad Azlan. n.d. “JURUSAN SYARIAH PROGRAM STUDI AHWAL ASY-SYAKHSIYAH FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2022.”

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Vollenhoven, C. Van. 1981a. Orientasi Dalam Hukum Adat Indonesia. Jakarta: Djambatan.

Vollenhoven, C. Van. 1981b. Penemuan Hukum Adat. Jakarta: Djambatan.

Yana. 2024. “Larangan Cerai.”

Downloads

Published

2025-12-18

Most read articles by the same author(s)