Generasi Z Berbisik : Melestarikan Bangunan Cagar Budaya di Kota Metro Lampung

Authors

  • Nahrul - Mukholidah Institut Agama Islam Negeri Metro
  • Wellfarina Hamer Institut agama islam negeri metro

DOI:

https://doi.org/10.32332/social-pedagogy.v5i1.8336

Keywords:

Generasi Z, Pelestarian, Bangunan Cagar Budaya.

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengedukasi generasi muda khususnya Gen Z agar berupaya bersama masyarakat serta pihak lainnya untuk memaksimalkan pemanfaatan bangunan cagar budaya salah satunya rumah informasi sejarah dokter swoning, klinik Santa Maria dan Sumur Bandung yang diyakini masyarakat ke-3 bangunan ini merupakan kesatuan dari cikal bakal terbentuknya daerah Metro yang bermula dari Trimurjo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Hal ini disebabkan karena sumber data yang telah didapatkan melalui wawancara, dokumentasi dan observasi. Kota ini juga terlahir dari salah satu perjalananan politik etis yaitu migrasi atau perpindahan penduduk dari jawa menuju ke lampung. Hal tersebut sering kita beri dengan istilah kolonisasi yang ada di Metro. Kolonisasi di Metro bermula dari kedatangan para kolonis jawa yang melakukan transmigrasi di Lampung.. Bangunan cagar budaya adalah salah satu warisan nenek moyang yang harus dijaga bersama. Melalui tangan generasi Z yang saling membahu untuk melestarikan serta memberikan edukasi terhadap masyarakat sekitar dan kalangan lain. Tentu hal tersebut mampu memberikan dampak yang signifikan, terutama dalam menyebar luaskan kesadaran sejarah khususnya di kota Metro Lampung. Melalui beberapa bangunan sejarah yang sudah diresmikan menjadi bangunan cagar budaya, seperti Rumah Informasi Sejarah Dokter Swoning, Rumah Sakit Santa Maria dan Museum digital Santa Maria, serta Sumur Bandung yang menjadi salah satu kearifan lokal sehingga sumur tersebut dijadikan pula menjadi sumur legendaris di Kota Metro.

Downloads

Published

2024-05-17 — Updated on 2024-07-12

Versions

Most read articles by the same author(s)