SINERGITAS FILSAFAT DAN AGAMA BAGI MASYARAKAT DI ERA KONTEMPORER
DOI:
https://doi.org/10.32332/ath_thariq.v3i2.1903Keywords:
mentalitas berpikir, penyesuaian diriAbstract
Sinergitas filsafat dan agama dua hal prinsip hidup setiap orang untuk bersungguh sunguh Berfilsafat bukanlah merupakan pekerjaan yang setiap saat dapat saja dimulai dan yang semauanya dapat dihentikan,berfilsafat lebih merupakan suatu mentalitas berpikir suatu sikap dan penyesuaian pribadi yang dibiasakan secara perlahan-lahan dan dengan susah payah sehingga oleh karena itu menjadi milik kita secara tetap,belajar berfilsafat belajar membuka diri dan bersedia untuk itu (membuka diri), sedamgkanberagama atau berkeyakinan adalah suatu fitrah bagi manusia. Hal ini bertolak dari kesadaran manusia akan ketidak-berdayaan dirinya dan adanya sesuatu yang transenden yang patut diunggulkan. Agama, sebagai pegangan hidup manusia, tentu tidak hanya berhenti sebagai pemikiran ideal belaka, melainkan, seiring perjalanan waktu, harus diterjemahkan dalam bingkai realitas kehidupan manusia. Agama kemudian mencari posisinya yang apresiatif terhadap realitas, namun tanpa mereduksi prinsip-prinsipnya
Downloads
Published
Issue
Section
License
