Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Pendapatan Pada Industri Kriya Souvenir Khas Lampung )
DOI:
https://doi.org/10.32332/adzkiya.v9i02.3807Kata Kunci:
Kriya, Bauran Pemasaran, Pemasaran IslamiAbstrak
Istana Seni adalah satu-satunya produsen kriya souvenir khas Lampung di Kota Metro yang bertahan lebih dari sepuluh tahun. Rata-rata pertumbuhan Pendapatan produk kriya Istana Seni tahun 2016 hingga 2018 cenderung fluktuatif menurun kecuali tahun 2017 yang naik sebesar 14.51%. Adapun pertumbuhan Pendapatan Istana Seni secara berturut-turut adalah dari 11.25%, 14.51% dan 12.18%. Artinya pada akhir tahun 2018, turun dibandingkan tahun sebelum. Untuk mengantisipasi terjadinya penurunan pendapatan di tahun 2019, Istana Seni mereformulasi strategi pemasaran yang tepat dengan menfokuskan pada bauran pemasaran. Untuk menganalisa penerapan strategi pemasaran tersebut, peneliti menggunakan etika pemasaran Islami.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan sifat kualitatif deskriptif dengan mendeskripsikan data di lapangan melalui wawancara dan dokumentasi untuk mengetahui formulasi strategi pemasaran dengan menfokuskan bauran pemasaran yang digunakan Istana Seni untuk meningkatkan trend pendapatan. Untuk itu, peneliti mewawancarai Jalius sebagai pemilik, karyawan Istana Seni dan pembeli untuk mendapatkan gambaran mengenai formulasi strategi pemasaran yang didukung dokumen seperti data pendapatan selama beberapa tahun terakhir.
Hasil dari penelitian ini adalah Istana Seni menggunakan bauran pemasaran 7 P untuk meningkatkan pendapatan industri kriya Istana Seni. Adapun bauran pemasaran yang digunakan adalah product, price, place, promotion, process, people dan physical evidence, dengan titik fokus pada tiga bauran pemasaran yaitu bauran produk, bauran harga dan bauran promosi. Hasil yang dicapai adalah trend pendapatan di akhir tahun 2019 meningkat tipis. Ditinjau dari prinsip pemasaran Islami, maka penerapan strategi pemasaran telah sesuai.